Formulasi Sediaan Emulgel Ekstrak Daun Tanaman Leunca (Solanum nigrum) Sebagai Antibakteri Staphylococcus aureus pada Kulit

Authors

  • Jon Kenedy Marpaung Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Manahan Situmorang Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Yanti Musyawarah Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Natanael Priltius Universitas Sari Mutiara Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.57213/jrikuf.v2i4.563

Keywords:

Extract, Leunca Leaves, Staphylococcus aureus

Abstract

Emulgel is a moisturizing topical preparation that is able to soften the skin and protect it from damage. The leaves of the leunca plant have antibacterial and anti- inflammatory properties. Staphylococcus aureus is a gram-positive bacteria that can be found on human skin. This research aims to find out whether leunca (solanum nigrum) leaf extract can be formulated into an emulgel preparation that meets physicochemical quality, find out whether the resulting emulgel preparation of leunca leaf extract (solanum nigrum) can act as an antibacterial for staphylococcus and find out whether there are differences in the concentration of leunca leaf extract emulgel preparations. (solanum nigrum) affects its effectiveness as an antibacterial for Staphylococcus. This research method used. This research was carried out experimentally with emulgel preparations from leunca leaf extract with concentrations of 2%, 4% and 6% with emulgel evaluation. Based on the experimental results, it was concluded that leunca (solanum nigrum) leaf extract could be formulated F0, F1, F2 and F3 to meet the Organoleptic Test, Homogeneity Test, pH Test, Adhesion Test, Spreadability Test, Viscosity Test and Irritation Test. The emulgel preparation formulation from leunca (solanum nigrum) leaf extract showed potential as an antibacterial for Staphylococcus aureus with a DDH value greater than 20 mm, namely 20,31 to 21,83.

References

Afianti, H. P., & Murrukmihadi, M. (2015). Pengaruh variasi kadar gelling agent HPMC terhadap sifat fisik dan aktivitas antibakteri sediaan gel ekstrak etanolik daun kemangi (Ocimum basilicum L. forma citratum Back.). Majalah Farmaseutik, 11(2), 307–315.

Ana, Y. (2015). Pengaruh penambahan antioksidan terhadap stabilitas fisik sediaan krim minyak depak padi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Anggowarsito, J. L. (2014). Aspek fisiologi penuaan kulit. Jurnal Widya Medika, 2(1), 56–61.

Annisa, A. N., Utaminingrum, W., & Genatrika, E. (2019). Uji sensitisasi dermal masker gel kombinasi ekstrak ampas daun teh dan air cucian beras. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 57–64.

Arifin, B., & Ibrahim, S. (2018). Struktur, bioaktivitas dan antioksidan flavonoid. Jurnal Zarah, 6(1), 21–29.

Awaliah, R. N. D., Lukmayani, Y., & Sadiyah, E. R. (2020). Studi literatur identifikasi senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan dari daun leunca (Solanum nigruym L.). Prosiding Farmasi, 6(2), 978–982.

Bakhri, S., Amirullah, A., & Kasim, M. R. (2022). Pembuatan sabun cair berbasis minyak kelapa dengan proses saponifikasi untuk menghambat pertumbuhan bakteri dengan penambahan minyak zaitun (pure olive oil) untuk pelembap kulit. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia, 14(1), 34–38.

Bianti, M. (2016). Kulit kering pada usia lanjut. Cermin Dunia Kedokteran, 43(10), 400–114.

Binti. (2019). Formulasi sediaan gel dari minyak zaitun (Olive oil) dengan variasi gelling agent dengan kombinasi karbopol 940 dan HPMC.

Butarbutar, M. E. T., & Chaerunisaa, A. Y. (2021). Peran pelembab dalam mengatasi kondisi kulit kering. Majalah Farmasetika, 6(1), 56–69.

Choco, M. (2016). Optimasi cetyl alkohol sebagai emulsifying agent serta carbopol sebagai gelling agent dalam sediaan emulgel lidah buaya dengan aplikasi desain faktorial. Journal of Chemical Information and Modeling, 7(1), 21–27.

Citradewi, A., Sumarya, I. M., & Juliasih, N. K. A. (2019). Daya hambat ekstrak rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Widya Biologi, 10(1), 45–53.

Daud, N. S., & Suryanti, E. (2017). Formulasi emulgel antijerawat minyak nilam (Patchouli oil) menggunakan Tween 80 dan Span 80 sebagai pengemulsi dan HPMC sebagai basis gel. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, 3(2), 90–95.

Departemen Kesehatan RI. (1979). Farmakope Indonesia (Edisi III). Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Departemen Kesehatan RI. (2000). Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat. Jakarta: Direktorat Jenderal Obat dan Makanan.

Dewi, C., Saleh, A., Awaliyah, N. H., & Hasnawati, H. (2018). Evaluasi formula emulgel lendir bekicot (Achatina fulica) dan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis penyebab jerawat. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, 4(2), 122–134.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Ditjen POM. (1985). Formularium kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia (Edisi IV). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Ekstiani, N. V. (2017). Upaya pengendalian jamur Colletotrichum capsici (Syd.) Butler dan Bisby penyebab antraknosa dengan menggunakan ekstrak buah leunca (Solanum nigrum L.) pada tanaman cabai (Capsicum annuum L.) (Disertasi, Fakultas MIPA).

Ergina, Nuryanti, S., & Pursitasari, I. D. (2014). Uji kualitatif senyawa metabolit sekunder pada daun palado (Agave angustifolia) yang diekstraksi dengan pelarut air dan etanol. Jurnal Akademika Kimia, 3(3), 165–172.

Garg, A., Anggarwal, D., Garg, S., & Singh, A. K. (2002). Spreading of semisolid formulation: An update. USA: Pharmaceutical Technology.

Harbiyah. (2019). Formulasi dan evaluasi sediaan emulgel minyak almond (Prunus Amygdalus Dulcis) dengan variasi konsentrasi Na-CMC sebagai gelling agent. UIN Alauddin Makassar.

Lingga, A. R., Pato, U., & Rossi, E. (2016). Uji antibakteri ekstrak batang kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Online Mahasiswa, 3(1).

Downloads

Published

2024-10-30

How to Cite

Formulasi Sediaan Emulgel Ekstrak Daun Tanaman Leunca (Solanum nigrum) Sebagai Antibakteri Staphylococcus aureus pada Kulit. (2024). Jurnal Riset Ilmu Kesehatan Umum Dan Farmasi (JRIKUF), 2(4), 204-217. https://doi.org/10.57213/jrikuf.v2i4.563

Similar Articles

1-10 of 13

You may also start an advanced similarity search for this article.